Minggu, 25 Juli 2010

UNTUMU BUPATI KABUPATEN KEBUMEN 2010-2015

Hal-Hal Yang Perlu Diketahui Seorang (BUPATI KABUPATEN KEBUMEN TERPILIH 2010-2015) / Pemimpin Yang Baik
Menjadi pemimpin menjadi salah satu tugas yang dibebankan kepada manusia di muka bumi ini.
Setiap orang adalah pemimpin dan harus bisa memimpin, minimal memimpin dirinya sendiri.
Mustafa Masyur dalam buku Qiyadah Wal Jundiyah memaparkan beberapa hal yang penting untuk diketahui seorang pemimpin yang baik, khususnya sebagai seorang pemimpin

Amanah dan Tanggung Jawab Pemimpin
Besar dan beratnya tanggung jawab pimpinan ditentukan oleh besarnya cita-cita dan kemajuan yang akan dicapai, sedangkan cita-cita kita adalah menegakkan Dinullah dengan membangun Daulah Islamiyah sedunia;beratnya amanah tergantung luasnya daerah dan medan pegerakan;semakin besar dengan banyaknya anggota;produktivitas yang dihasilkan;kompleksnya persoalan dunia Islam;harapan yang ditaruh oleh seluruh ummat Islam;dan berlikunya jalan dakwah ini beserta rintangan yang menghadang. Terakhir, amanah pimpinan jamaah ini berat karena karakter tahap dakwah yang sedang dilaluinya.
Hal-Hal yang Membantu Terlaksananya Tugas Pimpinan
1. Ikhlas karena Allah semata, serta selalu banar dan jujur pada-Nya.
2. Peka terhadap pengawasan dan penjagaan Allah.
3. Memohon pertolongan dan perlindungan Allah dalam seluruh keadaan dan aktivitasnya.
4. Memiliki rasa tangung jawab yang besar.
5. Memberikan perhatian cukup kepada masalah pendidikan (tarbiyah), serta menyiapkan kader pengganti.
6. Terjalinnya rasa kasih sayang dan ukhuwwah yang tulus di kalangan anggota jamaah, khususnya antara anggota dan pimpinan.
7. Merencanakan program dengan tepat, menentukan tujuan, tahapan, cara, sarana, persiapan-persiapan sesuai dengan kemampuan.
8. Para pimpinan cabang dan anggota harus merasakan beratnya amanah yang tanggung jawab pimpinan pusat dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
9. Bersungguh-sunguh menyalakan cita-cita, mengukuhkan tekad dna membangkitkan harapan di kalangan anggota jamaah. Ada tiga faktor keberhasilan yang perlu diperhatikan, pertama, dakwah ini adalah kekuatan dakwah kita yang merupakan dakwah Allah; Kedua, Tujuan kita yang murni; Ketiga, ketergantungan kita hanya kepada pertolongan dan dukungan Allah.
Sifat ? sifat yang harus dimiliki setiap pemimpin dakwah:
1. Senantiasa mengharapkan akhirat dengan ikhlas krena Allah semata.
2. Budaya ingat kuat, bijak, cerdas, berpengalaman luas, berpandangan jauh dna tajam, berwasasan luas, mampu menganalisis berbagai persoalan dari segala segi dengan tepat dan cepat menerapkan hasil analisanya dengan baik.
3. Berperangai penyantun, lemah lembut, dan ramah.
4. Bersifat bersahabat.
5. Berani dan sportif, tidak pengecut,dam tidak membabi buta.
6. Shiddiq, benar dalam berkata, sikap dan perbuatan.
7. Tawadhu?,merendahkan diri dan tidak membanggakan diri kepada manusia.
8. Memaafkan, menahan marah dan berkalu ihsan.
9. Menepati janji dan sumpah setia.
10. Sabar, karena jalan dakwah adalah jalan panjang yang penuh onak dan duri.
11. Iffah dan Kiram.
12. Wara? dan Zuhud.
13. Adil dan jujur meskipun terhadap diri sendiri.
14. Tidak mengungkit-ungkit dan menyombongkan diri.
15. Memelihara hal-hal yang dimuliakan Allah.
16. Berlapang dada dan tidak melayani pengumpat dan pengadu domba.
17. Tekad bulat, tawakal dan yakin.
18. Sederhana dalam segala hal.
19. Bertahan dalma kebenaran dengan teguh dan pantang mundur.
20. Menjauhi sikap pesimistis dan over estimasi.
Petunjuk Pergaulan antara Pemipin dan Anggota:
1. Pemimpin harus pandai memilih orang yang layak dalam jabatan dan persoalan tertentu.
2. Tidak bersikap pesimis dan buruk sangka.
3. Dapat bergaul dengan para pembantu dan anggotanya.
4. Memperbaiki pembagian tugas dan mnentukan spesialisasi.
5. Menentukan, mengatur, dan memudahkan jalur komunikasi di setiap peringkat dan bagian.
6. Berusaha sungguh-sungguh meningkatkan posisi kepemimpinan dna melatih anggota sesuai dengan bidang masing-masing.
7. Memberikan kebebasan kepada pimpnan tingkat cabang untuk memilih sarana dan cara paling baik.
8. Membangkitkan semangan kerja sama antara para pimpinan cabang.
9. Membiasakan diri bermusyawarah dengan para pembantunya sebelum mengambil keputusan penting.
10. Menentukan keputusan dan perintah yang hendak dilaksanakan.
11. Mengadakan pertemuan-pertemuan rutin untuk menyelaraskan gerakan dan kerja sama.
12. Memperhatikan mata rantai kmunikasi.
13. Selain menegur dan mebetulkan kesalahan anggotanya juga selalu mendorong dan meningkatkan semangat orang-orang yang telah menjalankan tugasnya dengan baik.
14. Semua anggota jamaah bekerja sama semata-mata karen Allah.
15. Memiliki pengetahuan lengkap tetang perjalanan gerakan, pelaksanaan dan aktivitas yang dilakukan para pelaksana atau anggota yang diserahi tugas tertentu.
16. Meminta pandangan dan saran-saran anggota tertentu yang berguna.
17. Seorang anggota tidak boleh diberi tugas dalam satu bidang gerakan kecuali ia telah benar-benar menguasai bidang tersebut.
18. Orang yang terlalu bersemangat sebenarnya berbahay jika diletakkan di tempat yang strategis.
19. Jika kalah dalam pertarungan, pemimpin harus segera meningkatkan moral anggotanya.
Hal umum yang perlu diperhatikan pemimpin:
1. Memperhatikan kelurusan, keaslian, kemantapan jalan dakwah serta menjauhi segala bentuk penyimpangan.
2. Memadukan antara generasi pertama dengan generasi penerus.
3. Harus waspada terhadap ebrbagai usaha musuh.
4. Memelihara tabiat gerakan dakwah dengan mengerahkan seluruh potensi yang ada.
5. Waspada dan hati-hati mengeluarkan keputusan yang berkaitan dengan darah seorang Muslim.

Senin, 19 Juli 2010

Mau bertemu PRESIDEN sampai staf semua sibuk RAPAT....

Harusnya Presiden Malu Dan Sedih Liat Rakyatnya Di Parkiran Istana...!
Bagikan
Hari ini jam 18:16
Korban ledakan tabung elpiji 3 kilogram, Rido Januar (4,5), bersama ibunya, Susi Hariyani (29), asal Bojonegoro, Jawa Timur, Senin (19/7/2010) siang, mencoba mendatangi Istana dari arah pintu kaca Sekretariat Negara, Jakarta.

Foto:Hindra Liauw
Sulitnya Mendapat Bantuan Istana...
Senin, 19 Juli 2010 | 15:05 WIB
Hindra Liauw

Korban ledakan tabung elpiji 3 kilogram, Rido Januar (4,5), bersama ibunya, Susi Hariyani (29), asal Bojonegoro, Jawa Timur, Senin (19/7/2010) siang, mencoba mendatangi Istana dari arah pintu kaca Sekretariat Negara, Jakarta.

JAKARTA, KOMPAS.com — Dua jam sudah Rido Januar (4,5) menangis di sekitar pelataran parkir motor Sekretariat Negara, yang menjadi pintu masuk ke Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (19/7/2010).
Rido, korban ledakan gas, bersama ibunya, Susi Hariyani (29), sedianya hendak bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk mengadukan nasib sekaligus meminta bantuan.
Namun, bukan bantuan dan kata simpati yang didapatnya, Susi beserta Rido malah diminta pergi ke Kementerian Sosial oleh petugas pengamanan pintu gerbang Istana. Beruntung, salah seorang wartawan sempat memergokinya.
Kemudian, para wartawan pun mencoba membantu dengan menghubungi Staf Khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bidang Informasi dan Hubungan Publik, Heru Lelono. Namun, Heru mengaku tidak bisa menemui korban ledakan gas tersebut. Alasannya, Heru saat itu tengah mengikuti rapat.

Tak menyerah, wartawan pun mencoba menghubungi Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha. Namun, usaha tersebut tak mulus. Ketika dihubungi, komunikasi melalui telepon sempat terputus. Sama seperti Heru, Julian mengatakan tengah mengikuti rapat.
Baru beberapa saat kemudian, Julian mengatakan akan mengirim seorang staf untuk menemui Rido. Namun, staf yang dimaksud tak kunjung keluar. Susi pun hanya bisa pasrah sambil sibuk menenangkan Rido yang terus-menerus menangis.
Iba dengan nasib Rido, para wartawan Istana pun akhirnya urunan memberikan bantuan materi ala kadarnya.

Senin, 12 Juli 2010

CIRI ORANG-ORANG IKHLAS

Orang-orang yang ikhlas memiliki ciri yang bisa dilihat, diantaranya:

1. Senantiasa beramal dan bersungguh-sungguh dalam beramal, baik dalam keadaan sendiri atau bersama orang banyak, baik ada pujian ataupun celaan. Ali bin Abi Thalib r.a. berkata, “Orang yang riya memiliki beberapa ciri; malas jika sendirian dan rajin jika di hadapan banyak orang. Semakin bergairah dalam beramal jika dipuji dan semakin berkurang jika dicela.”

Perjalanan waktulah yang akan menentukan seorang itu ikhlas atau tidak dalam beramal. Dengan melalui berbagai macam ujian dan cobaan, baik yang suka maupun duka, seorang akan terlihat kualitas keikhlasannya dalam beribadah, berdakwah, dan berjihad.

Al-Qur’an telah menjelaskan sifat orang-orang beriman yang ikhlas dan sifat orang-orang munafik, membuka kedok dan kebusukan orang-orang munafik dengan berbagai macam cirinya. Di antaranya disebutkan dalam surat At-Taubah ayat 44-45, “Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, tidak akan meminta izin kepadamu untuk (tidak ikut) berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa. Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari akhir, dan hati mereka ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keragu-raguannya.”

2. Terjaga dari segala yang diharamkan Allah, baik dalam keadaan bersama manusia atau jauh dari mereka. Disebutkan dalam hadits, “Aku beritahukan bahwa ada suatu kaum dari umatku datang di hari kiamat dengan kebaikan seperti Gunung Tihamah yang putih, tetapi Allah menjadikannya seperti debu-debu yang beterbangan. Mereka adalah saudara-saudara kamu, dan kulitnya sama dengan kamu, melakukan ibadah malam seperti kamu. Tetapi mereka adalah kaum yang jika sendiri melanggar yang diharamkan Allah.” (HR Ibnu Majah)

Tujuan yang hendak dicapai orang yang ikhlas adalah ridha Allah, bukan ridha manusia. Sehingga, mereka senantiasa memperbaiki diri dan terus beramal, baik dalam kondisi sendiri atau ramai, dilihat orang atau tidak, mendapat pujian atau celaan. Karena mereka yakin Allah Maha melihat setiap amal baik dan buruk sekecil apapun.

3. Dalam dakwah, akan terlihat bahwa seorang dai yang ikhlas akan merasa senang jika kebaikan terealisasi di tangan saudaranya sesama dai, sebagaimana dia juga merasa senang jika terlaksana oleh tangannya.

Para dai yang ikhlas akan menyadari kelemahan dan kekurangannya. Oleh karena itu mereka senantiasa membangun amal jama’i dalam dakwahnya. Senantiasa menghidupkan syuro dan mengokohkan perangkat dan sistem dakwah. Berdakwah untuk kemuliaan Islam dan umat Islam, bukan untuk meraih popularitas dan membesarkan diri atau lembaganya semata.